Tuesday, July 30, 2013

Sekilas Tentang Perjalanan Ke Barat (Journey To The West)

"Seekor kera terpuruk terpenjara dalam gua..." demikian lirik rap Soundtrack dari serial TV "Kera Sakti" yang sangat populer belasan tahun yang lalu. Yup, serial TV Kera Sakti memang satu versi dari begitu banyak versi cerita mengenai Journey To The West. Maka tak heran juga kalau novel yang satu ini tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia.

Sun Gokong dalam serial "Kera Sakti"

Ketenaran novel ini memang tidak hanya di Indonesia saja, tapi di negeri asalnya pun juga termasuk Empat Novel Klasik Legendaris Tiongkok. Karya ini ditulis pada abad ke-16 pada masa Dinasti Ming oleh Wu Cheng'en. Sama seperti cerita klasik Tiongkok pada umumnya, Perjalanan Ke Barat juga sarat dengan mitologi kuno dan moralitas klasik khas Tiongkok, plus dibumbui pengajaran Buddha dan Tao juga sering terucap dalam percakapan para karakternya.
Kisah ini memiliki satu plot utama yaitu perjalanan seorang biksu Buddha yaitu Xuanzang (atau dalam serial TV di Indonesia sering dilafalkan dengan Tong Sam Cong) mencari kitab suci di Barat (India) sambil ditemani oleh tiga orang muridnya yaitu siluman Kera (Sun Gokong), siluman Babi (Zhu Bajie atau dikenal Tie Pat Kay di Indonesia), siluman Sungai (Sha Wujing). Dalam perjalanan mereka bertemu dengan banyak halangan seperti para siluman jahat yang hendak memakan biksu Tong karena diyakini dapat membuat hidup abadi. Ada yang memakai cara keras yaitu langsung konfrontasi dengan rombongan Sun Gokong dkk. tapi ada juga yang pintar dan mencoba untuk memecah belah para murid sehingga biksu Tong tidak ada yang melindungi. Sun Gokong dalam banyak versi mendapatkan porsi cerita atau sorotan terbanyak bahkan melebihi gurunya sendiri yaitu biksu Tong yang mendapat titah dari Dewi Guanyin untuk melakukan perjalanan ini.
Singkat cerita setelah melalui 81 cobaan maka akhirnya empat pengembara ini sampai di India dan masing-masing menemui takdirnya. Biksu Tong dan Sun Gokong menjadi Buddha, Sha Wujing menjadi orang suci, kuda yang setia menemani biksu Tong menjadi Naga, dan Tie Pat Kay menjadi salah 1 dewa yang diberi banyak sesaji.
Penggambaran biksu Xuanzang dalam literatur Tiongkok

Juga seperti pada umumnya cerita klasik Tiongkok, novel Perjalanan Ke Barat juga memiliki basis historis yaitu pada zaman Dinasti Tang (awal tahun 600). Dimana Biksu Xuanzang dari Kuil Jingtu melakukan perjalanan ke India untuk memperdalam ajaran agama Buddha yang kemudian kembali lagi ke Tiongkok dan disambut dengan sukacita oleh Kaisar Taizong.

No comments:

Post a Comment